Budaya Sensor Mandiri Pada Lingkungan Dasar

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

                                                      Budaya Sensor Mandiri

 Dalam peringatan ulang tahun yang ke 100 LSF (Lembaga Sensor Film)  menyuarakan tema utama, Masyarakat Sensor mandiri Wujudkan Kepribadian Bangsa. Dalam ulang tahunnya tersebut LSF mengadakan Roadblog di sepeluh kota besar seperti Surabaya, Banda Aceh, Makassar, Medan, Jogja, Madura, Bojonegoro, Banjarmasin, Jakarta, Bandung. Di dalam acara Roadblog tersebut LSF juga mengadakan lomba Blogging yang bertema Budaya sensor mandiri. Diharapkan dari lomba tersebut LSF berharap para blogger berinteraksi satu sama lain dan berbagi pikiran tentang penyampaian budaya sensor mandiri kepada masyarakat, agar masyarakat dapat mengetahui pentingnya budaya sensor mandiri tersebut. Melalui keterlibatan blogger yang melek media, dan dengan kreativitasnya membagi penglamannya, diharapkan sensor mandiri bukan sekedar wacana, tetapi menjadi sebuah praksis, tindakan nyata.

Peran LSF Dalam Budaya Sensor Mandiri
Menurut  LSF pentingnya sensor mandiri di masyarakat akan mewujudkan  generasi muda yang berkepribadian pancasila. Berbagai bentuk upaya LSF lakukan untuk mewujudkan budaya sensor mandiri, Seperti menyuluh orang tua untuk memilah acara yang ditonton oleh anak tersebut sesuai batasan umur. Dalam dunia perfilman atau tayangan, LSF juga mengatur kategori tontonan atau tayangan yang disiarkan di berbagai media menurut PP No. 18/2014, Berikut ini penggolongan kategori tayangan menurut LSF :

1. SU : Tontonan atau tayangan tersebut dapat dilihat oleh semua umur
2. A : Tontonan tersebut dapat dilihat oleh anak anak
3. BO : Tontonan tersebut harus didampingi oleh orang tua
4. R : Tontonan tersebut dapat dilihat oleh remaja usia 13+ ada juga yang 17+
5. D : Tontonan tersebut dapat dilihat oleh orang dewasa usia 21+

Dari penggolongan kategori tersebut diharapkan orang tua dapat mengawasi anaknya untuk melihat tayangan yang pantas dilihat untuk anaknya. LSF berharap orang tua mempunyai kesadaran akan bahaya tayangan yang berkeliaran di berbagai media bagi anaknya. 

Peran Orang Tua Dalam Budaya Sensor Mandiri
Agar anak anak tidak melihat tayangan yang tidak pantas untuk ditonton orang tua dapat melakukan berbagai macam cara untuk tidak melihat tontonan tersebut :
1. Awasi anak ketika melihat tontonan di Televisi maupun perangkat lainnya, hal ini bertujuan agar anak tidak bisa melihat tontonan yang tidak layak untuknya. Namun jika orang tua membiarkan anaknya untuk melihat tontonan di televisi atau perangkat lainnya berkemungkinan besar anak tersbut melihat tontonan yang tidak layak untuk dirinya.
2. Batasi anak untuk menonton tayangan kesukaanya di televisi agar anak tidak kehilangan momen belajarnya.
3.  Kuncilah barang yang berpotensi anak untuk melihat tayangan kalau orang tua tidak berada di rumah, hal ini bertujuan anak tidak bisa mengakses barang tersebut untuk melihat tayangan yang berkemungkinan tidak layak untuknya.

Cara cara tersebut dapat dilakukan oleh orang tua kepada anaknya agar mereka tidak dapat melihat tayangan yang tidak layak untuk dilihat olehnya.

Dari Kegiatan tersebut LSF mengharapkan masyarakat bisa memahami dan menerapkan budaya sensor mandiri di dalam lingkungan yang paling dasar seperti lingkungan keluarga agar di masa yang akan datang tidak ada orang atau anak yang tidak salah menonton tayangan.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Share on Google Plus

About Muhammad Alqurtubi

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar